Selasa, 07 Desember 2010

10 isu lingkungan


Tugas Interpretasi Lingkungan hidup dan Pendidikan Konservasi (ILPK)

 10 I S U   L I N G K U N G A N

Oleh  :
Sumanto Basahona (090317016)
Ilmu Kehutanan

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2010

PENDAHULUAN

Permasalahan lingkungan dapat dikategorikan masalah lingkungan lokal, nasional,regional dan global. Pengkategorian tersebut berdasarkan pada dampak dari permasalahan lingkungan, apakah dampaknya hanya lokal, nasional, regional atau global. Bila kita melihat bumi secara utuh maka bumi merupakan satu sistem yang utuh dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Hal tersebut sesuai dengan teori Gaia bahwa bumi merupakan kumpulan sistem-sistem hidup yang menjadi satu kesatuan. Dalam sistem tersebut ada sub sistem, akan tetapi apabila ada perubahan sekecil apapun dalam subsistem bumi maka akan memberikan dampak bagi bumi sebagai satu system (TeoriChaos).

Bila melihat dari pernyataan diatas sebenarnya dampak dari permasalahan lingkungan pasti akan mempengaruhi sistem bumi secara keseluruhan. Pada tugas ini dampak yang dimaksud adalah dampak yang dapat terlihat langsung atau dirasakan secara langsung akibat dari permasalahan lingkungan yang terjadi. Pembagian isu lingkungan lokal, nasional, regional dan global yaitu melihat dampak yang terjadi secara langsung bisa dirasakan secara lokal, dampak nasional, regional atau global. Memang agak sulit untuk menentukan secara ansih bahwa permasalahan lingkungan tersebut hanya berdampak lokal saja, atau nasional saja dan seterusnya. Dalam matrik, akan dijelaskan permasalahan lingkungan apa dan batasan dampaknya yang terjadi secara langsung untuk menentukan apakah isu lokal, nasional, regional atau global. Dalam matrik tersebut hanya berisikan contoh-contoh isu lingkungan dari masing-masing isu local, nasional, regional dan global.






1. Pemanasan global
Pemanasan global (global warming) pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC sehingga energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi.
Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik (seperti pelelehan es di kutub, kenaikan muka air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, punahnya flora dan fauna tertentu, migrasi fauna dan hama penyakit, dsb). Sedangkan dampak bagi aktivitas sosial-ekonomi masyarakat meliputi : (a) gangguan terhadap  fungsi kawasan pesisir dan kota pantai, (b) gangguan terhadap fungsi prasarana dan sarana seperti jaringan jalan, pelabuhan dan bandara (c) gangguan terhadap permukiman penduduk, (d) pengurangan produktivitas lahan pertanian, (e) peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit, dsb).
Upaya pencegahan yang bisa kita  lakukan untuk melestarikan fungsi bumi kita :
1. selalu sediakan t4 sampah
2. jalan kaki lebih sehat
3. lakukan hemat energi.
4. gunakanlah sepeda
5. tanamilah halaman rumah dgn pohon dan bunga
6. gunakan kulkas non CFC
7. desain rumah dgn sirkulasi yg baik
8. jangan membakar sampah
9. kurangi pembangunan rumah kaca


2. Penipisan lapisan ozon
Dalam lapisan stratosfer di bawah pengaruh radiasi ultraviolet, CFCterurai dan membebaskan atom klor, sesuai reaksi: CFC-11: CCl3F + UV Cl + CCl2FCFC-12: CCl2F2 + UVCl+CClF2Klor akan mempercepat penguraianozon menjadi gas oksigen.Diperkirakan satu atom klor akan dapatmengurai 100.000 molekul O3(Darmono, 2001). Disamping itu, gas dari rumah kaca dan beberapa atom lain yang mengandung brom, seperti metal bromida dan halon juga ikut memperbesar penguraian ozon.

Dengan berkurangnya lapisan ozon dalam stratosfer dan terbentuknya lubang ozon (ozone hole) yang makin luas, maka radiasi ultraviolet lebih banyak sampai ke permukaan bumi. Badan proteksi lingkungan Amerika (EPA) memperkirakan 5% ozon yang berkurang akan dapat menyebabkan gangguan pada makhluk hidup, antara lain:Lebih banyak kasus kanker kulit melanoma yang sering berakibat fatal dan menyebabkan kematian tiap tahun. Menaikkan kasus katarak pada mata, kulit terbakar matahari dan kanker mata pada sapi. Menghambat daya kebal (imunitas) pada manusia, sehingga lebih mudah terinfeksi penyakit. Penurunan produksi tanaman pangan, seperti beras, jagung, dan kedelai. Kenaikkan suhu udara, karena terjadi perubahan iklim, penurunan produksi pertanian, dan kematian hewan liar yang dilindungi.

3. Hujan Asam

Hujan asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Usaha untuk mengatasi hal ini saat ini sedang gencar dilaksanakan
Metode Pencegahan
Di Amerika Serikat, banyak pembangkit tenaga listrik tenaga batu bara menggunakan Flue gas desulfurization (FGD) untuk menghilangkan gas yang mengandung belerang dari cerobong mereka. Sebagai contoh FGD adalah wet scrubber yang umum digunakan di Amerika Serikat dan negara-negara lainnya. Wet scrubber pada dasarnya adalah tower yang dilengkapi dengan kipas yang mengambil gas asap dari cerobong ke tower tersebut. Kapur atau batu kapur dalam bentuk bubur juga diinjeksikan ke ke dalam tower sehingga bercampur dengan gas cerobong serta bereaksi dengan sulfur dioksida yang ada, Kalsium karbonat dalam batu kapur menghasilkan kalsium sulfat ber pH netral yang secara fisik dapat dikeluarkan dari scrubber. Oleh karena itu, scrubber mengubah polusi menjadi sulfat industri.
Di beberapa area, sulfat tersebut dijual ke pabrik kimia sebagai gipsum bila kadar kalsium sulfatnya tinggi. Di tempat lain, sulfat tersebut ditempatkan di land-fill.
4. Kebakaran hutan

Kebakaran liar, atau juga kebakaran hutan, kebakaran vegetasi, kebakaran rumput, atau kebakaran semak, adalah sebuah kebakaran yang terjadi di alam liar, tetapi dapat juga memusnahkan rumah-rumah atau sumber daya pertanian. Penyebab umum termasuk petir, kecerobohan manusia, dan pembakaran.Musim kemarau dan pencegahan kebakaran hutan kecil adalah penyebab utama kebakaran hutan besar. Proses kebakaran hutan dapat terjadi karena proses alami atau ulah dari manusia. Kebakaran oleh ulah manusia biasanya bermaksud untuk pembukaanlahan untuk perkebunan. Manusia dengan sengaja membakar hutan supaya memudahkan proses clearing.
Dampak dari pembakaran hutan adalah memberikan kontribusi CO2 diudara, hilangnya keanekaragaman hayati, ekonomi hasil hutan dan Asap. Asap yang dihasilkan dapat menganggu kesehatan (system pernafasan) dan dapat mengganggu aktivitas lainnya seperti penerbangan. Dampak asap ini tidak hanya bersifat local akan tetapi bisaberdampak pada Negara lain.Contoh kebakaran hutan asapnya sampai ke Negara singapura dan Malaysia.
Penyebab Kebakaran hutan, antara lain:
1.      Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang panjang.
2.       Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok secara sembarangan dan lupa mematikan api di perkemahan.
3.       Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan gunung berapi.
4.      Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau membuka lahan pertanian baru dan tindakan vandalisme.
5.      Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang dapat menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim kemarau.
            Sejak kebakaran hutan yang cukup besar yang terjadi pada tahun 1982/83 yang kemudian diikuti rentetan kebakaran hutan beberapa tahun berikutnya, sebenarnya telah dilaksanakan beberapa langkah, baik bersifat antisipatif (pencegahan) maupun penanggulangannya.
Upaya  Pencegahan
(a)    Memantapkan kelembagaan dengan membentuk dengan membentuk Sub Direktorat Kebakaran Hutan dan Lembaga non struktural berupa Pusdalkarhutnas, Pusdalkarhutda dan Satlak serta Brigade-brigade pemadam kebakaran hutan di masing-masing HPH dan HTI;
(b)   Melengkapi perangkat lunak berupa pedoman dan petunjuk teknis pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan;
(c)    Melengkapi perangkat keras  berupa peralatan pencegah dan pemadam kebakaran hutan;
(d)   Melakukan pelatihan pengendalian kebakaran hutan bagi aparat pemerintah, tenaga BUMN dan perusahaan kehutanan serta masyarakat sekitar hutan;
(e)    Kampanye dan penyuluhan melalui berbagai Apel Siaga pengendalian kebakaran hutan;
(f)    Pemberian pembekalan kepada pengusaha (HPH, HTI, perkebunan dan Transmigrasi), Kanwil Dephut, dan jajaran Pemda oleh Menteri Kehutanan dan Menteri Negara Lingkungan Hidup;
(g)   Dalam setiap persetujuan pelepasan kawasan hutan bagi pembangunan non kehutanan, selalu disyaratkan pembukaan hutan tanpa bakar.


5.Pencemaran minyak lepas pantai

Hasil ekploitasi minyak bumi diangkut oleh kapal tanker ke tempat pengolahan minyak bumi (crude oil). Pencemaran minyak bumi dilepas pantai bisa diakibatkan oleh sistem penampungan yang bocor, atau kapal tenggelam yang menyebabkan lepasnya crude oil ke badan perairan (laut lepas)

Dampak dari lepasnya crude oil diperairan lepas pantai mengakibatkan limbah tersebut dapat tersebar tergantung kepada gelombang air laut. Penyebaran limbah tersebut dapat berdampak pada beberapa negara. Dampak yang terjadi akibat dari pencemaran tersebut adalah tertutupnya lapisan permukaan laut yang dapat menyebabkan penetrasi matahari berkurang menyebabkan proses fotosintesis terganggu, pengikatan oksigen terganggu dan dapat menyebabkan kematian organisme laut.

6. Pertumbuhan populasi

Pertambahan penduduk dunia yang mengikuti pertumbuhan secara eksponensial merupakan permasalahan lingkungan. Pertumbuhan penduduk akan menyebabkan peningkatan kebutuhan sumber daya alam dan ruang.Dampak pertumbuhan penduduk menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan sumber daya alam dan ruang. Untuk kebutuhan sumber daya alam dapat menyebabkan over eksploitasi sedangkan kebutuhan ruang menyebabkan terjadinya pengalihan lahan dari hutan atau daerah hijau menjadi lahan pemukiman

7. Pencemaran limbah B3

 Didalam Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, yang dimaksud dengan B3 dapat diartikan “Semua bahan/ senyawa baik padat, cair, ataupun gas yang mempunyai potensi merusak terhadap kesehatan manusia serta lingkungan akibat sifat-sifat yang dimiliki senyawa tersebut”. Limbah B3 diidentifikasi sebagai bahan kimia dengan satu atau lebih karakteristik:

a) mudah meledak
b) mudah terbakar
c) bersifat reaktif
d) beracun
e) penyebab infeksi
f) bersifat korosif.

Limbah B3 merupakan bahan berbahay dan beracun yang penanangganannya harus secara khusus dengan Konsep from Cradle to grave. Kondisi sekarang limbah B3 tidak berdampak local saja karena terjadi kegiatan pemindahan limbah B3 antar negara bahkan ada yang membuang di laut lepas. Hal tersebut menyebabkan isu tentang limbah B3 menjadi isu global karena bisa berdampak kepada semua negara apabila pembuangan limbah B3 di laut lepas terjadi
kebocoran atau pembuangan limbah B3 ke teretori negara lain. Dampak limbah B3 bersifat akut sampai kematia bagi mahluk hidup.

8 .Pencemaran limbah industri

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan hidup adalah : masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya

Pencemaran terjadi akibat pengelolaan limbah industri yang tidak baik dan benar. Dampak dari pencemaran adalah gangguan kesehatan, penurunan kualitas lingkungan dan dapat menurunkan produktivitas. Dampak dari pencemaran limbah industri ini bisa berskala nasional karena pencemaran bisa terjadi dibadan perairan mengalir atau udarasehingga dampaknya tidak hanya satu daerah tetapi dirasakan oleh daerah lain.


9 . Konservasi/Kepunahan spesies
Faktor Alasan Penyebab Kepunahan Suatu Spesies :
1. Daya Regenerasi Yang Rendah
Banyak hewan yang butuh waktu lama untuk masuk ke tahap berkembang biak, biasa memiliki satu anak perkelahiran, butuh waktu lama untuk merawat anak, sulit untuk kawin, anaknya sulit untuk bertahan hidup hingga dewasa, dan sebagainya. Tumbuhan tertentu pun juga terkadang membutuhkan persyaratan situasi dan kondisi yang langka untuk bisa tumbuh berkembang. Hal tersebut menyulitkan spesies yang memiliki daya regenerasi / memiliki keturunan rendah untuk memperbanyak dirinya secara signifikan. Berbeda dengan tikus, ayam, lalat, kelinci, dll yang mudah untuk melakukan regenerasi.
2. Campur Tangan Manusia
Adanya manusia terkadang menjadi malapetaka bagi keseimbangan makhluk hidup di suatu tempat. Manusia kadang untuk mendapatkan sesuatu yang berharga rela membunuh secara membabi buta tanpa memikirkan regenerasi hewan atau tumbuhan tersebut. Gajah misalnya dibunuhi para pemburu hanya untuk diambil gadingnya, harimau untuk kulitnya, monyet untuk dijadikan binatang peliharaan, dan lain sebagainya.
Perubahan areal hutan menjadi pemukiman, pertanian dan perkebunan juga menjadi salah satu penyebab percepatan kepunahan spesies tertentu. Mungkin di jakarta jaman dulu terdapat banyak spesies lokal, namun seiring terjadinya perubahan banyak spesies itu hilang atau pindah ke daerah wilayah lain yang lebih aman.
3. Bencana Alam Besar
Adanya bencana super dahsyat seperti tumbukan meteor seperti yang terjadi ketika jaman dinosaurus memungkinkan banyak spesies yang mati dan punah tanpa ada satu pun yang selamat untuk meneruskan keturunan di bumi. Sama halnya dengan jika habitat spesies tertentu yang hidup di lokasi yang sempit terkena bencana besar seperti bancir, kebakaran, tanah longsor, tsunami, tumbukan meteor, dan lain sebagainya maka kepunahan mungkin tidak akan terelakkan lagi.
4. Didesak Populasi Lain Yang Kuat
Kompetisi antar predator seperti macan tutul dengan harimau mampu membuat pesaing yang lemah akan terdesak ke wilayah lain atau bahkan bisa mati kelaparan secara masal yang menyebabkan kepunahan.
10. Banjir
Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air. Peristiwa banjir timbul jika air menggenangi daratan yang biasanya kering. Banjir pada umumnya disebabkan oleh air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi. Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya. Air banjir juga membawa lumpur berbau yang dapat menutup segalanya setelah air surut. Banjir adalah hal yang rutin. Setiap tahun pasti datang. Banjir, sebenarnya merupakan fenomena kejadian alam "biasa" yang sering terjadi dan dihadapi hampir di seluruh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Banjir sudah temasuk dalam urutan bencana besar, karena meminta korban besar

Penyebab Terjadinya Banjir

Secara umum, penyebab terjadinya banjir adalah sebagai berikut.[2]

Dampak Dari Banjir

Banjir dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup berupa:
  1. Rusaknya areal pemukiman penduduk,
  2. Sulitnya mendapatkan air bersih, dan
  3. Rusaknya sarana dan prasarana penduduk.
  4. Rusaknya areal pertanian
  5. Timbulnya penyakit-penyakit
  6. Menghambat transportasi darat
Cara pencegahan terjadinya banjir
(a)   Sikap Sadar Lingkungan
(b)   Sistem Saluran Air yang Baik
(c)    Disiplin Membuang Sampah
(d)   Pembersihan Saluran Air
(e)    Kerja Sama yang Baik dari Seluruh Pihak












BAHAN PRESENTASI

KONSERVASI SPESIES TERANCAM PUNAH
Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae)
Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) hanya ditemukan di Pulau Sumatra di Indonesia, merupakan satu dari lima sub-spesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah dalam daftar merah spesies terancam yang dirilis Lembaga Konservasi Dunia IUCN. Populasi liar diperkirakan antara 400-500 ekor, terutama hidup di Taman-taman nasional di Sumatra. Uji genetik mutakhir telah mengungkapkan tanda-tanda genetik yang unik, yang menandakan bahwa subspesies ini mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila berhasil lestari . Penghancuran habitat adalah ancaman terbesar terhadap populasi saat ini. Pembalakan tetap berlangsung bahkan di taman nasional yang seharusnya dilindungi. Tercatat 66 ekor harimau terbunuh antara 1998 dan 2000.

      Klasifikasi ilmiah
    Kerajaan                  : Animalia
    Filum                       : Chordata
    Kelas                       : Mammalia
    Ordo                        : Carnivora
    Famili                      : Felidae
    Genus                      : Panthera
    Spesies                    : Panthera tigris
   Sub spesies   : Panthera tigris sumatrae


  
      Ciri-ciri
   Harimau Sumatra adalah subspesies harimau terkecil. Harimau Sumatra mempunyai warna paling gelap diantara semua subspesies harimau lainnya, pola hitamnya berukuran lebar dan jaraknya rapat kadang kala dempet. Harimau Sumatra jantan memiliki panjang rata-rata 92 inci dari kepala ke buntut atau sekitar 250cm panjang dari kepala hingga kaki dengan berat 300 pound atau sekitar 140kg, sedangkan tinggi dari jantan dewasa dapat mencapai 60cm. Betinanya rata-rata memiliki panjang 78 inci atau sekitar 198cm dan berat 200 pound atau sekitar 91kg. Belang Harimau Sumatra lebih tipis daripada subspesies harimau lain. Warna kulit Harimau Sumatra merupakan yang paling gelap dari seluruh harimau, mulai dari kuning kemerah-merahan hingga oranye tua. Subspesies ini juga punya lebih banyak janggut serta surai dibandingkan subspesies lain, terutama harimau jantan. Ukurannya yang kecil memudahkannya menjelajahi rimba. Terdapat selaput di sela-sela jarinya yang menjadikan mereka mampu berenang cepat. Harimau ini diketahui menyudutkan mangsanya ke air, terutama bila binatang buruan tersebut lambat berenang. Bulunya berubah warna menjadi hijau gelap ketika melahirkan.

      Makanan
         Harimau Sumatra tergantung tempat tinggalnya dan seberapa berlimpah mangsanya. Sebagai predator utama dalam rantai makanan, harimau mepertahankan populasi mangsa liar yang ada dibawah pengendaliannya, sehingga keseimbangan antara mangsa dan vegetasi yang mereka makan dapat terjaga. Mereka memiliki indera pendengaran dan penglihatan yang sangat tajam, yang membuatnya menjadi pemburu yang sangat efisien. Harimau Sumatra merupakan hewan soliter, dan mereka berburu di malam hari, mengintai mangsanya dengan sabar sebelum menyerang dari belakang atau samping. Mereka memakan apapun yang dapat ditangkap, umumnya rusa, dan kadang-kadang unggas atau ikan. Orangutan juga dapat jadi mangsa, mereka jarang menghabiskan waktu di permukaan tanah, dan karena itu jarang ditangkap harimau   Harimau Sumatra juga mampu berenang dan memanjat pohon ketika memburu mangsa. Luas kawasan perburuan Harimau Sumatra tidak diketahui dengan tepat, tetapi diperkirakan bahwa 4-5 ekor Harimau Sumatra dewasa memerlukan kawasan jelajah seluas 100 kilometer di kawasan dataran rendah dengan jumlah hewan buruan yang optimal (tidak diburu oleh manusia).
      Reproduksi
             Harimau Sumatra dapat berbiak kapan saja. Masa kehamilan adalah sekitar 103 hari. Biasanya harimau betina melahirkan 2 atau 3 ekor anak harimau sekaligus, dan paling banyak 6 ekor. Mata anak harimau baru terbuka pada hari kesepuluh, meskipun anak harimau di kebun binatang ada yang tercatat lahir dengan mata terbuka. Anak harimau hanya minum air susu induknya selama 8 minggu pertama. Sehabis itu mereka dapat mencoba makanan padat, namun mereka masih menyusu selama 5 atau 6 bulan. Anak harimau pertama kali meninggalkan sarang pada umur 2 minggu, dan belajar berburu pada umur 6 bulan. Mereka dapat berburu sendirian pada umur 18 bulan, dan pada umur 2 tahun anak harimau dapat berdiri sendiri. Harimau Sumatra dapat hidup selama 15 tahun di alam liar, dan 20 tahun dalam kurungan.

PENYEBAB TERANCAM KEPUNAHAN
1.Habitat yang semakin sempit
     Lingkungan hidup atau habitat dari Harimau Sumatera akibat perkembangan kehidupan manusia, semakin lama menjadi semakin kecil. Hal ini terjadi terutama di Propinsi Riau. Ekosistem harimau di Riau saat ini sudah sangat kritis, banyak yang berubah fungsi menjadi perkebunan, Hutan dan permukiman.

     Menurut Osmantri, fungsi lahan tersebut membuat hampir 80 persen populasi harimau berkembang di luar kawasan habitatnya. Jika sudah begitu, terjadilah konflik dengan manusia yang bisa berlanjut dengan upaya untuk membunuh harimau tsb. Terbatasnya habitat juga menyebabkan Satwa ini menjadi sulit untuk berkembang biak.Berdasarkan data dari hasil penelitian WWF Riau, 32 tahun yang lalu, populasi harimau di pulau Sumatra diperkirakan masih sekitar 1000 ekor. Sekarang jumlah harimau yang berhasil diidentifikasi berdasarkan belangnya tinggal 30 ekor saja atau sekitar 10 persen dari 300 ekor jumlah perkiraan populasi satwa liar tersebut di Pulau Sumatera.   Pada 1985, harimau sumatra masih bisa berkembang biak di habitatnya masing-masing. Tapi sejak kelapa sawit dan industri bubur kertas menjadi komiditi yang bernilai ekonomis tinggi, habitat harimau pun porakporanda.
2.Perburuan liar & penegakkan hukum yang lemah
     Perburuan harimau yang makin liar oleh sekelompok orang yang hanya memikirkan keuntungan merupakan salah satu penyebab utama Harimau Sumatera terancam kepunahan. Masalah ini diperberat lagi dengan penegakkan hukum yang masih lemah terhadap para pelakunya. Sejak 1998 hingga 2009, terdata 46 ekor harimau ditemukan mati akibat konflik dengan manusia dan perburuan. Dapat dikatakan bahwa sekitar tujuh ekor harimau mati di Riau setiap tahun.    Ternyata dari puluhan kasus tersebut, hanya tiga kasus saja yang berlanjut hingga di meja pengadilan yakni pada 2001, 2004 dan 2009. Angat disayangkan pengadilan belum memberi efek jera karena vonisnya cuma penjara selama setahun untuk semua pelaku tersebut.  Akibatnya hal ini membuat para pelaku lainnya tetap melakukan perburuan terhadap harimau Sumatra. Kabarnya mereka menggunakan jaringan antarprovinsi yang terjalin sangat rapi dan sulit dilacak.Hal yang sangat memprihatinkan adalah ternyata jaringan perdagangan itu kerap dilindungi oleh oknum pemerintah hingga pemodal besar yang bermuara ke Singapura dan Malaysia.   Diperkirakan setidaknya ada 24 pemburu harimau aktif yang menyalurkan hasil buruan ke 34 penampung dari yang kecil hingga penampung besar di Singapura dan Malaysia.   Di Pekanbaru, disinyalir sedikitnya ada sembilan toko emas dan dua toko obat cina yang menjual bagian tubuh harimau dengan leluasa.

      Konservasi
 Hingga sekarang diperkirakan hanya tersisa 400-500 ekor Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang masih bertahan di alam bebas. Selain itu terdapat sedikitnya 250 ekor Harimau Sumatera yang dipelihara di berbagai kebun binatang di seluruh penjuru dunia.
              Pengrusakan habitat adalah ancaman terbesar terhadap populasi harimau sumatera saat ini. Pembalakan hutan tetap berlangsung bahkan di taman nasional yang seharusnya dilindungi. Tercatat 66 ekor harimau terbunuh antara tahun 1998 hingga 2000.
              Dalam upaya penyelamatan harimau Sumatera dari kepunahan, Taman Safari Indonesia ditunjuk oleh 20 kebun binatang di dunia sebagai Pusat Penangkaran Harimau Sumatera, studbook keeper dan tempat penyimpanan sperma (Genome Rescue Bank) untuk harimau Sumatera.
PENUTUP

Pada matrik diatas hanya merupakan contoh-contoh permasalahan lingkungan yang terjadi.Masih banyak beberapa kasus permasalahan lingkungan yang tidak dapat dituliskan. Penentuan wilayah dampak dari permasalahan lingkungan sebenarnya sangat sulit ditentukan, seperti dampak dari isu lingkungan global sebenarnya ada dampak yang bersifat lokal, nasional, regional dan global, tergantung dari sisi mana memandang dampak dari suatu kasus permasalahanlingkungan.

Terlepas dari wilayah dampak yang diakibatkan dari suatu permasalahan lingkungan. Kita dapat menarik kesimpulan, dari matrik diatas kita dapat pelajaran bahwa dampak dari suatu kasus lingkungan sangat mempengaruhi mahluk hidup terutama manusia,

Rabu, 01 Desember 2010

gulma

Cara klasifiikasi pada tumbuhan ada dua macam yaitu buatan (artificial) dan alami (natural). Pada klasifikasi sistem buatan pengelompokan tumbuhan hanya didasarkan pada salah satu sifat atau sifat-sifat yang paling umum saja, sehingga kemungkinan bisa terjadi beberapa tumbuhan yang mempunyai hubungan erat satu sama lain dikelompokan dalam kelompok yang terpisah dan sebaliknya beberapa tumbuhan yang hanya mempunyai sedikit persamaan mungkin dikelompokan bersama dalam satu kelompok. Hal demkian inilah yang merupakan kelemahan utama dari kalsifikasi sistem buatan. Pada klasifikasi sistem alami pengelompokan didasarkan pada kombinasi dari beberapa sifat morfologis yang penting. Klasifikasi sistem alami lebih maju daripada klasifikasi sistem buatan, sebab menurut sistem tersebut hanya tumbuh-tumbuhan yang mempunyai hubungan filogenetis saja yang dikelompokan ke dalam kelompok yang sama.
Cara klasifiksi pada gulma cenderung mengarah ke sistem buatan. Atas dasar pengelompokan yang berbeda, maka kita dapat mengelompokan gulma menjadi kelompok-kelompok atau golongan-golongan yang berbeda pula. Masing-masing kelompok memperlihatkan perbedaan di dalam pengendalian. Gulma dapat dikelompokan seperti berikut ini :
1. Berdasarkan siklus hidupnya, gulma dapat dikelompokan menjadi :
a. Gulma setahun (gulma semusim, annual weeds), yaitu gulma yang menyelesaikan siklus hidupnya dalam waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun (mulai dari berkecambah sampai memproduksi biji dan kemudian mati). Karena kebanyakan umurnya hanya seumur tanaman semusim, maka gulma tersebut sering disebut sebagai gulma semusim. Walaupun sebenarnya mudah dikendalikan, tetapi kenyataannya kita sering mengalami kesulitan, karena gulma tersebut mempunyai beberapa kelebihan yaitu umurnya pendek, menghasilkan biji dalam jumlah yang banyak dan masa dormansi biji yang panjang sehingga dapat lebih bertahan hidupnya. Di Indonesia banyak dijumpai jenis-jenis gulma setahun, contohnya Echinochloa crusgalli, Echinochloa colonum, Monochoria vaginalis, Limnocharis flava, Fimbristylis littoralis dan lain sebagainya.
b. Gulma dua tahun (biennial weeds), yaitu gulma yang menyelesaikan siklus hidupnya lebih dari satu tahun, tetapi tidak lebih dari dua tahun. Pada tahun pertama digunakan untuk pertumbuhan vegetatif menghasilkan bentuk roset dan pada tahun kedua berbunga, menghasilkan biji dan kemudian mati. Pada periode roset gulma tersebut sensitif terhadap herbisida. Yang termasuk gulma dua tahun yaitu Dipsacus sylvestris, Echium vulgare, Circium vulgare, Circium altissimum dan Artemisia biennis.
c. Gulma tahunan (perennial weeds), yaitu gulma yang dapat hidup lebih dari dua tahun atau mungkin hampir tidak terbatas (bertahun-tahun). Kebanyakan berkembang biak dengan biji dan banyak diantaranya yang berkembang biak secara vegetatif. Pada keadaan kekurangan air (di musim kemarau) gulma tersebut seolah-olah mati karena bagian yang berada di atas tanah mengering, akan tetapi begitu ada air yang cukup untuk pertumbuhannya akan bersemi kembali.

Berdasarkan cara berkembang biaknya, gulma tahunan dibedakan menjadi dua :
1). Simple perennial, yaitu gulma yang sebenarnya hanya berkembang biak dengan biji, akan tetapi apabila bagian tubuhnya terpotong maka potongannya akan dapat tumbuh menjadi individu baru. Sebagai contoh Taraxacum sp. dan Rumex sp., apabila akarnya terpotong menjadi dua, maka masing-masing potongannya akan tumbuh menjadi individu baru.
2). Creeping perennial, yaitu gulma yang dapat berkembang biak dengan akar yang menjalar (root creeping), batang yang menjalar di atas tanah (stolon) atau batang yang menjalar di dalam tanah (rhizoma). Yang termasuk dalam golongan ini contohnya Cynodon dactylon, Sorgum helepense, Agropyron repens, Circium vulgare. Beberapa diantaranya ada yang berkembang biak dengan umbi (tuber), contohnya Cyperus rotundus dan Helianthus tuberosus. Contoh gulma tahunan populair yang perkembangbiakan utamanya dengan rhizoma adalah alang-alang (Imperata cylindrica). Dengan dimilikinya alat perkembangbiakan vegetatif, maka gulma tersebut sukar sekali untuk diberantas. Adanya pengolahan tanah untuk penanaman tanaman pangan atau tanaman setahun lainnya akan membantu perkembangbiakan, karena dengan terpotong-potongnya rhizoma, stolon atau tubernya maka pertumbuhan baru akan segera dimulai dan dapat tumbuh berkembangbiak dengan pesat dalam waktu yang tidak terlalu lama apabila air tercukupi. Adanya pengendalian dengan frekuensi yang tinggi (sering atau berulang-ulang) baik secara mekanis ataupun secara kimiawi, maka lambat laun pertumbuhannya akan tertekan juga. Satu cara pengendalian yang efektif, yang juga diperlukan adalah dengan membunuh kecambah-kecambah yang baru muncul atau tumbuh di atas permukaan tanah.
2. Berdasarkan habitatnya, gulma dikelompokkan menjadi :
a. Gulma darat (terrestial weeds), yaitu gulma yang tumbuh pada habitat tanah atau darat. Contoh Cyperus rotundus, Imperata cylindrica, Cynodon dactylon, Amaranthus spinosus, Mimosa sp. , dan lain sebagainya.
b. Gulma air (aquatic weeds), yaitu gulma yang tumbuh di habitat air. Gulma air dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
1). Gulma air garam (saltwater atau marine weeds), yaitu gulma yang hidup pada kondisi air seperti air laut, misal di hutan-hutan bakau. Sebagai contoh Enchalus acoroides dan Acrosticum aureum.
2). Gulma air tawar (fresh water weeds), yaitu gulma yang tumbuh di habitat air tawar. Dikelompokkan lagi ke dalam:
a). Gulma yang tumbuh mengapung (floating weeds), contohnya Eichornia crassipes, Salvinia cuculata, Pistia stratiotes.
b). Gulma yang hidup tenggelam (submerged weeds), dibedakan ke dalam :
 Gulma yang hidup melayang (submerged not anchored weeds), contoh Ultricularia gibba.
 Gulma yang akarnya masuk ke dalam tanah (submerged anchored weeds), contoh Hydrilla verticillata, Ottelia alismoides, Najas indica, Ceratophyllum demersum.
c). Gulma yang sebagian tubuhnya tenggelam dan sebagian mengapung (emerged weeds), contoh Nymphae spp. , Nymphoides indica.
d). Gulma yang tumbuh di tepian (marginal weeds), contoh Panicum repens, Scleria poaeformis, Rhychospora corymbosa, Polygonum sp., Ludwigia sp., Leersia hexandra, Cyperus elatus.
3. Berdasarkan tempat tumbuhnya, gulma dikelompokkan menjadi :
a. Terdapat di tanah sawah, contohnya Echinochola crusgalli, Echinochola colonum, Monochoria vaginalis, Limnocharis flava, Marsilea crenata.
b. Terdapat di tanah kering atau tegalan, contohnya Cyperus rotundus, Amaranthus spinosus, Eleusine indica.
c. Terdapat di tanah perkebunan besar, contohnya Imperata cylindrica, Salvinia sp., Pistia stratiotes.
4. Berdasarkan sistematikanya, gulma dikelompokan ke dalam :
a. Monocotyledoneae, gulma berakar serabut, susunan tulang daun sejajar atau melengkung, jumlah bagian-bagian bunga tiga atau kelipatannya, dan biji berkeping satu. Contohnya Imperata cylindrica, Cyperus rotundus, Cyperus dactylon, Echinochloa crusgalli, Panicum repens.
b. Dicotyledoneae, gulma berakar tunggang, susunan tulang daun menyirip atau menjari, jumlah bagian-bagian bunga 4 atau 5 atau kelipatannya, dan biji berkeping dua. Contohnya Amaranthus spinosus, Mimosa sp., Euphatorium odoratum.
c. Pteridophyta, berkembang biak secara generatif dengan spora. Sebagai contoh Salvinia sp., Marsilea crenata.
5. Berdasarkan morfologinya, gulma dikelompokan ke dalam :
a. Golongan rumput (grasses)
Gulma golongan rumput termasuk dalam familia Gramineae/Poaceae. Deangan cirri, batang bulat atau agak pipih, kebanyakan berongga.Daun-daun soliter pada buku-buku, tersusun dalam dua deret, umumnya bertulang daun sejajar, terdiri atas dua bagian yaitu pelepah daun dan helaian daun. Daun biasanya berbentuk garis (linier), tepi daun rata. Lidah-lidah daun sering kelihatan jelas pada batas antara pelepah daun dan helaian daun.
Dasar karangan bunga satuannya anak bulir (spikelet) yang dapat bertangkai atau tidak (sessilis). Masing-masing anak bulir tersusun atas satu atau lebih bunga kecil (floret), di mana tiap-tiap bunga kecil biasanya dikelilingi oleh sepasang daun pelindung (bractea) yang tidak sama besarnya, yang besar disebut lemna dan yang kecil disebut palea.Buah disebut caryopsis atau grain.Contohnya Imperata cyliindrica, Echinochloa crusgalli, Cynodon dactylon, Panicum repens.
b. Golongan teki (sedges)
Gulma golongan teki termasuk dalam familia Cyperaceae.Batang umumnya berbentuk segitiga, kadang-kadang juga bulat dan biasanya tidak berongga.Daun tersusun dalam tiga deretan, tidak memiliki lidah-lidah daun (ligula).Ibu tangkai karangan bunga tidak berbuku-buku. Bunga sering dalam bulir (spica) atau anak bulir, biasanya dilindungi oleh suatu daun pelindung. Buahnya tidak membuka. Contohnya Cyperus rotundus, Fimbristylis littoralis, Scripus juncoides.
c. Golongan berdaun lebar (broad leaves)
Gulma berdaun lebar umumnya termasuk Dicotyledoneae dan Pteridophyta. Daun lebar dengan tulang daun berbentuk jala. Contohnya Monocharia vaginalis, Limnocharis flava, Eichornia crassipes, Amaranthus spinosus, Portulaca olerace, Lindernia sp.
6. Berdasarkan asalnya, gulma dikelompokan ke dalam :
a. Gulma obligat (obligate weeds) adalah gulma yang tidak pernah dijumpai hidup secara liar dan hanya dapat tumbuh pada tempat-tempat yang dikelola oleh manusia. Contoh Convolvulus arvensis, Monochoria vaginalis, Limnocharis flava.
b. Gulma fakultatif (facultative weeds) adalah gulma yang tumbuh secara liar dan dapat pula tumbuh pada tempat-tempat yang dikelola oleh manusia. Contohnya Imperata cylindrica, Cyperus rotundus Opuntia sp.
7. Berdasarkan parasit atau tidaknya, dibedakan dalam :
a. Gulma non parasit, contohnya Imperata cylindrica, Cyperus rotundus.
b. Gulma parasit, dibedakan lagi menjadi :
1) Gulma parasit sejati, contoh Cuscuta australis (tali putri).
Gulma ini tidak mempunyai daun, tidak mempunyai klorofil, tidak dapat melakukan asimilasi sendiri, kebutuhan akan makannya diambil langsung dari tanaman inangnya dan akar pengisapnya (haustarium) memasuki sampai ke jaringan floem.
2) Gulma semi parasit, contohnya Loranthus pentandrus.
Gulma ini mempunyai daun, mempunyai klorofil, dapat melakukan asimilasi sendiri, tetapi kebutuhan akan air dan unsur hara lainnya diambil dari tanaman inangnya dan akar pengisapnya masuk sampai ke jaringan silem.
3) Gulma hiper parasit, contoh Viscum sp.
Gulma ini mempunyai daun, mempunyai klorofil, dapat melakukan asimilasi sendiri, tetapi kebutuhan akan air dan hara lainnya diambil dari gulma semi parasit, dan akar pengisapnya masuk sampai ke jaringan silem.