Selasa, 30 November 2010

Kontradiksi Lingkungan Hidup Dan Pembangunan

Kolonialisme Pribumi


Kolonialisme Pribumi
   Oleh: Sumanto Basahona

Indonesia di jajah kurang lebih tiga setengah abad,,itulah ideologi yang sampai detik ini masih  mendarah daging di pemikiran sebagian warga Bangsa kita.Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI) terbentuk dan berdiri tepatnya 17 Agustus 1945, yang harus di ketahui dan di pahami adalah Kolonialisme yang terjadi pada saat itu adalah bukan pada Indonesia tapi, penjajahan kerajaan-kerajaan Nusantara.
Kemerdekaan Indonesia signifikan terhadap Rakyat Indonesia, Namun Realitas yang terjadi adalah hikmah dari freedom itu sendiri tidak secara merata di rasakan oleh Masyarakat secara konkrit,Kita sadar bahwa Indonesia telah terbebas dari belenggu-belenggu Kolonialisme Belanda,tapi ironis dan sangat memprihatinkan adalah masih ada para Manusia Burjuis diktator yang mengaku berbangsa Indonesia (Pribumi) Tapi Berwatakan Kolonialisme.Kemerdekaan hanya menjadi hak Indonesia Tapi bukan untuk Rakyatnya, masih banyak pengangguran di mana-mana, penggusuran petak-petak PKL, dan Minimnya Pendidikan Proletariat.Indonesia pada abad terkhir ini menunjukan bahwa terdapat titik temu dan kesamaan besar di bidang Ideologi antara semua kekuatan yang membela kapitalisme,membela penghisapan Manusia oleh manusia oleh tuan tanah besar feodal,serta kekuatan-kekuatan anti Sosialisme.
Krisis ekonomi yang melanda Tanah Air menyebarkan virus-virus positif Kapitalisme,untuk semakin bertahan dan berkembang, kaum-kaum menengah ke bawah (Proletar) semakin terpuruk di bawah tuan tanah besar feodal (Penguasaan Tanah Pribumi).Yang kita saksikan sekarang bukanlah sekedar berakhirnya perang dingin,atau berlalunya kurun waktu tertentu masa pasca perang dunia II,akan tetapi tamatnya suatu peristiwa sejarah dalam arti kata kita sudah sampai pada titik akhir evolusi ideologi manusia tentang Humanisme (semangat kemanusiaan). Banyak fenomena yang terekspos oleh media cetak maupun elektronik tentang para pekerja rumah tangga yang aniaya oleh majikanya dan bahkan selama bekerja berbulan-bulan tidak diberi upah,Para buruh sebagai tulang punggung keluarga yang di PHK tanpa tahu apa keselahan yang diperbuat
Pandangan yang menyatakan feodalisme sudah dilikuidasi adalah tak cocok dengan kenyataan.Sesungguhnya, di Indonesia masih berkuasa tuan-tuan tanah feodal pemilik tanah yang menggunakan hubungan-hubungan feodal dengan kaum tani tak bertanah menggarap tanahnya.Hubungan kerja antara buruh dan majikan jelas adalah hubungan antara kapital dan tenaga kerja ,di mana berlangsung penghisapan kapital.Sosialisme bukanlah pendapat seorang pujangga yang mau memperbaharui dunia, tetapi suatu kejadian yang tak dapat dielakkan,sebagai akibat dari pertentangan kelas yang lahir dari sejarah, yaitu kelas burjuis dan proletariat.Dan tujuan dari pada sosialisme bukanlah membuat suatu konsruksi masyarakat dalam suatu sistem yang selesai bentuknya,melainkan menyelidiki suatu perkembangan sejarah yang melahirkan dua kelas yang bertentangan, dan kemudian mempelajari betapa timbulnya dari pangkuan ekonomi masyarakat faktor-faktor yang akan melenyapkan pertenangan itu.(Perkembangan Sosilisme Dari Utopi menjadi ilmu)

SEMANGAT PERJUANGAN KOLEKTIVITAS DALAM TUBUH HPMS CAB.SULAWESI UTARA

SEMANGAT PERJUANGAN KOLEKTIVITAS DALAM TUBUH HPMS CAB.SULAWESI UTARA
Oleh : Sumanto Basahona (Kader HPMS Cab.Sulut)

HPMS (Himpunan Pelajar Mahasiswa Sula) adalah sebuah organisasi paguyuban yang berasal dari kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara yang didirikan pada tanggal 20 September 1959 di Makassar,Sulawesi Utara dan berazaskan Pancasila dengan tujuan menghimpun,membina, pelajar mahasiswa dan pemuda Sula sebagai kader-kader pembangunan menuju masyarakat adil dan makmur dengan kepengurusan pusat (PP) berkedudukan di Makassar dan pengurus cabang disetiap kota maupun daerah-daerah diseluruh Indonesia.

Secara Konseptual HPMS harus di pahami secara koprehensif atau secara luas dan menyeluruh agar tidak terjebak dalam arena kedangkalan pemikiran yang bersifat subyektif. Harus dipahami dan disadari bahwa yang memilki HPMS itu sendiri adalah milik seluruh pelajar,mahasiswa dan pemuda kabupaten kepulauan Sula dimana pun mereka berada yang tergabung dalam wilayah geografis kepulauan sula yaitu Sanana,Mangoli dan Taliabu, kemudian hal itulah yang harus dimaknai,dijiwai dan dilandasi dengan sentuhan-sentuhan semangat kekolektivan dan kerasionalan kita demi terciptanya suatu integritas yang berazaskan pancasila didalam ruang lingkup Himpunan pelajar mahasiswa Sula pada setiap cabang-cabang di masing-masing daerah dan khususnya cabang Sulawesu Utara.
Pada cabang Sulut sendiri terjadi dinamika, Setelah beberapa tahun fakum, himpunan pelajar mahasiswa Sula cabang Sulawesi Utara kini di bentuk kembali pada taggal 22 Mei 2010 dengan konstruksi dan struktur pengurus yang diperbaharui dengan wajah-wajah baru yang penuh semangat Dad Hia Ted Sua dan berideoligikan pembangunan, yang dipelopori oleh Pak Junaidi Sangadji sebagai pembina dan dukungan dari semua para sesepuh-sesepuh yang berasal dari kepulauan Sula yang berdomisili di seluruh pelosok Sulawsi Utara.

Eksistensi HPMS di Sulawesi Utara merupakan sebuah wadah atau instrumen di mana seluruh putra-putri Sula sebagai generasi penerus tongkat estafet Sula kepulauan yang berada di Sulut untuk mengembangkan dan membentuk karakter-karakter individual dalam realitas konstruktif, meningkatkan kecerdasan intelektual,emosional, dan spiritual sebagai landasan ilmu pengetahuan untuk menjadi pegangan dalam proses daya saing di dunia pendidikan baik sekolah, institut, akademi maupun universitas,dengan semangat persaudaraan,kebersamaan,dan pembangunan.Semangat juang kolektivitas yang dimiliki oleh setiap kader akhirnya langkah-langkah progresif pun dilakukan dengan menyatukan persepsi dalam hasil musyawarah bersama dan suatu keberanian yang tinggi untuk melakukan kegiatan yang bisa dikatakan skala besar yaitu PEMBAHASAN ADRT,RAKER, dan LDK I pada tanggal 19-21 November 2010 di SKB (sanggar kegiatan belajar) Tuminting.

Kenapa penulis mengatakan suatu keberanian..? karena kegiatan yang berskala besar tersebut,waktu persiapanya hanya kurang lebih tiga pekan dan itu semua dapat terlaksanakan karena semangat juang yang dilandasi jiwa kebersamaan, persaudaraan dan pembangunan dari kader-kader HPMS cabang Sulawesi Utara serta dukungan dan motivasi yang besar oleh Pak Junaidi Sangadji dan semua sesepuh-sesepuh HPMS di Sulawesi Utara.

Patut di berikan Apresiasi yang sebesar-besarnya atas perjuangan, semangat dan loyalitas yang tinggi dari seluruh kader,Pembina dan seluruh sesepuh HPMS Sulut.Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya juga kepada saudara-saudara HPMS Pengurus Pusat (PP), cabang Makassar, Ternate dan saudara-saudara cabanga lainya atas dukungan,motivasi yang telah mensuplai bantuan-bantuanya baik secara materil maupun moril.

Harapan untuk semua teman-teman kader cabang Sulut marilah kita bersama-sama menjaga dan mempertahankan semangat kebersamaan,persaudaraan dan loyalitas (kesetiaan) yang telah terbentuk dan tertanam dalam jiwa pribadi kita masing-masing terhadap HPMS yang telah eksis kembali di Sulawesi Utara sekarang ini, sebab pada dasarnya harapan untuk maju dan berkembangnya Himpunan kita ini berada pada pundak kita semua sebagai harapan generasi penerus Sula kedepan yang lebih baik dan berkualitas.

”Otak dan pikiran kita adalah lebih besar dari dunia ini, itulah karena-nya Tuhan Yang Maha Besar menitipkan Dunia ini kepada kita, maka perlakukanlah dan sadarilah bahwa pikiran adalah sesuatu yang harus di nyalakan , bukan di perlakukan sebagai gudang atau tempat sampah yang di jelajahi dengan hal-hal yang tak bermanfaat”

Salam Perjuangan….!!!!!
Dad Hia Ted Sua…..!!!!!

Sengon( Paraserianthes falcataria)


Tugas Silvikultur
Sengon
(Paraserianthes falcataria)

O l e h :
Sumanto Basahona (090317016)
Ilmu Kehutanan

Fakultas Pertanian
Universitas Sam Ratulangi
Manado
2010

Prakata

Kerusakan hutan (degradasi dan deforestasi) yang sangat parah dengan laju mencapai 1,8 juta hektar per tahun menyebabkan hutan alam sudah tidak mampu lagi menjadi pemasok utama untuk bahan baku industri. Padahal,kebutuhan akan kayu setiap tahun sangat tinggi dan tak tergantikan.Kondisi tersebut akhirnya menyebabkan masyarakat dan industri yang membutuhkan kayu mulai melirik kayu sengon. Saat ini sengon menjadi salah satu pohon Alternatif yang dapat ditanam secara ekstensif untuk tujuan rehabilitasi lahan-lahan marginal.
Awalnya,sengon hanyalah pohon biasa yang tumbuh secara bebas. Saat itu masyarakat mengenal sengon hanyalah sekedar pohon biasa yang kayunya dapat di jadikan kayu bakar, daunya untuk pakan ternak ,dan pohonya dapat dijadikan peneduh.Dengan adanya perkembangan di bidang teknologi dan rekayasa perkayuan yang sangat pesat dan semakin menipisnya ketersediaan kayu dari hutan alam,sengon merupakan jenis pohon yang cukup potensial untuk di kembangkan.
Karakteristik yang dimiliki oleh kayu sengon sangat sesuai dengan kebutuhan industry. Dibandingkan kayu jenis lain, masa tebang sengon relatif cepat, budidaya mudah,dan dapat tumbuh di berbagai jenis tanah. Kayu sengon memiliki harga yang cukup menggiurkan saat ini. Oleh karena itu,kayu sengon banyak diusahakan untuk berbagai keperluan dalam bentuk kayu olahan berupa papan-papan dengan ukuran tertentu sebagai bahan baku pembuat peti,papan penyekat,pengecoran semen dalam kontruksi,industri korek api, pensil, papan partikel , serta bahan baku pulp dan kertas.



I. Klasifikasi
Kingdom        : Plantae
Divisi                         : Spermatophyta
Sub divisi      : Angiospermae
Kelas              : Dicotyledonae
Ordo              : Fabales
Family            : Fabaceae
Sub Family    : Mimosoidae
Genus             : Paraserianthes
Spesies           : Paraserianthes falcataria
Sinonim         : Albizia moluccana Miq. Albizia
                          falcata
Backer; Albizia falcataria (L.) Fosberg.
Nama lokal beberapa daerah di Indonesia dan negara lain
Sengon  (Paraserianthes falcataria) juga dikenal dengan nama botani Albizia moluccana  Miq ; Albizia falcataria Backer ; Albizia falcataria (L) Forberg. Untuk di Indonesia, sengon dikenal dengan beberapa nama sesuai dengan tempat tumbuh tanaman yang bersangkutan. Di daerah Jawa sengon dikenal dengan nama jeungjing (Sunda) Yor-yoran (Madura), Angket, Kepok-kepokan (Bali) dan sengon laut (Jawa), di daerah Maluku dikenal dengan nama sika, Lapinonat (Seram) di daerah Maluku Utara, tawa (Ternate), dan gosui (Tidore) di daerah Sulawesi dikenal dengan nama tedehu pute, di daerah Sulamesi Utara, Leletokan (Minahasa)  dan di daerah Papua dikenal dengan bae/wahogon. Sengon juga mamilki beberapa nama di negara lain yaitu batai (Perancis,Jerman,Itali,USA, dan Kanada) kayu machis (Serawak-Malaysia), dan puah  (Brunei Darussalam)
II. Deskripsi
Pohon sengon tercatat sebagai salah satu pohon yang tercepat pertumbuhanya di dunia. Pada umur 1 tahun dapat mencapai tinggi 7 m dan pada umur 12 tahun dapat mencapai tinggi 39 meter dengan diameter lebih dari 60 cm dan tinggi cabang 10-30 m. Diameter pohon yang sudah tua dapat mencapai 1 m,bahkan kadang lebih.
Benih
Pipih, lonjong 3-4 x 6-7 mm, warna hijau, bagian tengah coklat. Jumlah benih 40.000 butir/kg. Daya berkecambah rata-rata 80%. Berat 1000 butir 16-26 gram.
 Batang
Batang umumnya tidak berbanir, tumbuh lurus dan silindris. Pohon sengon memiliki kulit licin, berwarna abu-abu, atau kehijau-hijauan. Tajuknya berbentuk perisai, dan selalu hijau. Pohon sengon memiliki

 Daun
daun majemuk dengan panjang bisa mencapai 40 cm. Dalam satu tangkai daun terdiri dari 15-25 daun dengan daun berbentuk lonjong.
 Bunga
Bunga berkelamin ganda,kelopak dan mahkota bunga berbentuk lonceng dan memilki benang sari yang banyak serta kepala sari sangat kecil. Di jawa biasanya tanaman sengon berbunga pada bulan Maret-Juni dan Oktober-Desember. Pohon sengon kadang-kadang mulai berbunga sejak umur 3 tahun. Buah polong sengon matang sekitar 2 bulan setelah pembungaan dan ketika matang, polong terbuka dan biji akan terpencar ke atas tanah. Vektor penyerbukanya tidak diketahui, tetapi berdasarkan bentuk bunga dapat diduga bahwa vektornya adalah lebah dan kupu-kupu.
 Buah 
            Sengon  memiliki buah yang lurus berbentuk polong, retak sepanjang kedua sisinya, dan berisi banyak biji. Pada waktu muda biji berwarna hijau dan ketika sudah tua berwarna coklat tua kekuningan. Biji sengon berbentuk pipih dengan kulit tebal, tidak bersayap tanpa endosperma dengan lebar 3-4 mm dan panjang 6-7 mm.
 Pada bagia tengah terdapat garis melingkar berwarna hijau dan coklat. Jumlah biji kering per kilogram  berkisar 38.000-40.000 butir. Daya berkecambah  rata-rata 80% dengan berat 1.000 butir sekitar 26,3 gram. Biji sengon termasuk biji yang ortodoks. Biji sengon dengan kadar air 8% dan disimpan pada suhu 4-8 ˚C bisa bertahan sampai 1,5 tahun tanpa penurunan viabilitas yang berarti. Selama penyimpanan, biji sebaiknya disimpan di kantong plastik kedap udara
III. Tempat Tumbuh dan Penyebaran
Tempat tumbuh      
Pohon sengon dapat tumbuh mulai dari pantai sampai daerah dengan ketinggian 1600 m di atas permukaan laut (DPL). Pohon sengon banyak di tanam di daerah tropis, akan tetapi pohon sengon tersebut dapat beradaptasi dengan iklim monsoon dan lembab dengan curah hujan 200-2.700 mm/tahun serta bulan kering sampai 4 bulan.
            Sengon dapat di tanam di tapak yang kurang subur tanpa dipupuk.Akan tetap, tidak tumbuh subur pada lahan dengan drainase jelek. Pohon sengon merupakan salah satu jenis yang memerlukan cahaya untuk pertumbuhanya. Pohon sengon merupakan salah satu jenis yang paling cepat tumbuh (fast growing specie) di dunia. Sengon mampu hingga 7 m/tahun dalam tahun pertama penanaman. Sengon juga  merupakan salah satu jenis pohon pioner terutama di hutan hujan dataran rendah yang mengalami Degredasi     ( penurunan kualitas)
Tanah
Tanaman Sengon dapat tumbuh baik pada tanah regosol, aluvial, dan latosol yang bertekstur lempung berpasir atau lempung berdebu dengan kemasaman tanah sekitar pH 6-7.

 Iklim
Ketinggian tempat yang optimal untuk tanaman sengon antara 0 – 800 m dpl. Walapun demikian tanaman sengon ini masih dapat tumbuh sampai ketinggian 1500 m di atas permukaan laut. Sengon termasuk jenis tanaman tropis, sehingga untuk tumbuhnya memerlukan suhu sekitar 18 ° – 27 °C.
Curah Hujan
Curah hujan mempunyai beberapa fungsi untuk tanaman, diantaranya sebagai pelarut zat nutrisi, pembentuk gula dan pati, sarana transpor hara dalam tanaman, pertumbuhan sel dan pembentukan enzim, dan menjaga stabilitas suhu. Tanaman sengon membutuhkan batas curah hujan minimum yang sesuai, yaitu 15 hari hujan dalam 4 bulan terkering, namun juga tidak terlalu basah, dan memiliki curah hujan tahunan yang berkisar antara 2000 – 4000 mm.
Kelembaban
Kelembaban juga mempengaruhi setiap tanaman. Reaksi setiap tanaman terhadap kelembaban tergantung pada jenis tanaman itu sendiri. Tanaman sengon membutuhkan kelembaban sekitar 50%-75%.
Pengendalian hama dan penyakit
            Seperti halnya dengan tanaman lainya, sengon juga tidak lepas dari serangan hama dan penyakit. Untuk mencegah agar tanaman bebas dari serangan hama dan penyakit perlu diketahui jenis hama dan penyakit yang sering ditemukan menyerang tanaman sengon. Dengan mengetahuinya, petani dengan mudah mengendalikanya, termasuk usaha untuk mencegah.

Adapun tindakan pencegahan yang dapat dilakukan  adalah sebagai berikut :

1.      Pemeliharaan tanaman secara intensif (pembersih gulma dan pemupukan bila diperlukan),yang dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan tanaman sehingga terhindar dari serangan hama.
2.      Melakukan pemantauan secara terus-menerus pada tanaman muda, untuk mengetahui ada tidaknya serangan hama dan penyakit. Hal ini dimaksudkan agar secepatnya dapat dilakukan upaya pencegahan sebelum serangan menyebar ke seluruh tanaman.

Penyebaran 
Secara umum sengon tersebar di Maluku, Papua nugini, Kepulauan Solomon, dan Bismark.
IV. Manfaat dan Penggunaan
            Sengon merupakan pohon serbaguna atau memilki beragam manfaat dari semua bagian pohonya, mulai dari daun hingga perakaranya dapat dimanfaatkan untuk beragam keperluan. Selain itu saat ini sengon menjadi salah satu pohon alternative yang dapat ditanam secara ikstensif yang bertujuan untuk Rehabillitasi lahan-lahan marginal. 
            Karakteristik yang dimiliki oleh sengon sangat sesuai dengan kebutuhan industri.  Dibandingkan jenis lain,  masa tebang sengon relatif cepat, budidaya mudah, dan dapat tumbuh diberbagai jenis tanah. Pohon sengon memilki harga yang cukup menggiurkan  saat ini. Oleh karena itu, kayu sengon banyak diusahakan utuk berbagai keperluan dalalm bentuk kayu olahan berupa papan-papan  dengan ukuran tertentu sebagai bahan baku pembuat peti,papan penyekat,pengecoron semen dalm kontruksi,industri kotrek api,pensil,papan partikel,serta bahan baku industri pulp dan ketas.Selain itu, kayu sengon untuk tujuan bubur kertas (pulp and paper) memiliki pangsa pasar yang prosektif dimata dunia.
            Sengon merupakan pohon yang sangat cocok untuk dibudidayakan, baik dalam skala besar HTI (hutan tanaman industry) maupun dalam skala kecil (hutan rakyat). Peluang untuk mengusahakan sengon dalam skala besar atau kecil semakin terbuka lebar megingat permintaan ekspor yang kian meningkat dan para pengusaha dalam negeri pun masih terus mengeluh tentang kurangnya bahan baku kayu.
            Saat ini sengon sudah tidak asing lagi bagi kalangan pengusaha perkayuan karena kegunaanya yang banyak. Demikian pula para petani pemilik  kebun yang berminat mengangguk keuntungan dalam waktu relatif singkat dari penanaman pohon sengon. Selain itu, dengan memilki kemampuan untuk  memperbaiki struktur tanah disekitarnya maka dalam upaya merehabilitasi lahan kritis, pemerintah pada masa lalu telah mencanangkan program sengonisasi secara massl di beberapa daerah yang potensial terkena bahaya erosi.
            Pada awalnya, sengon hanyalah pohon biasa yang tumbuh secara bebas pada kebun-kebun rakyat yang penanamanya belum memperhatikan kaedah-kaedah pembudidayaan tanaman. Saat itu masyarakat mengenal sengon belum lebih dari sekedar pohon yang kayunya bisa dijadikan kayu bakar, daunya untuk pakan ternak, dan pohonya dapat dijadikan peneduh di perkebunan-perkebunan the, kopi, atau vanili. Dengan adanya perkembangan dalam bidang teknologi dan rekayasa pekayuan yang sangat pesat dan semakin menipisnya ketersediaan kayu dari hutan alam, saat ini sengon merupakan jenis pohon yang cukup potensial untuk dikembangkan.
            Dalam skala luas, sengon sebagai salah satu jenis pohon yang diprioritaskan untuk pengushaan Hutan Tanaman Industri (HTI) merupakan suatu pilihan yang tepat. Pada tahun 1989 Balai Besar Selulosa (BBS) di Bandung telah meneliti pulp yang terbuat dari kayu untuk bahan baku kertas koran dan kertas cetak lainya seperti kertas foto kopi. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa  pulp dari kayu sengon menghasilkan kertas cetakan yang lebih bagus. Hal ini berbeda dengan  pulp dari bagas yang pada umumnya menghasilkan kertas  cetakan yang kaku, kasar, dan berdebu sehingga menyulitkan dalam proses percetakanya.  
            Kelebihan lain sengon adalah dapat dipanen dalam waktu yang cukup singkat yaitu 5-7 tahun setelah tanam. Kondisi tersebut tentu sangat menguntungkan jika diusahakan dalam skala besar seperti pengusahaan HTI. Sebagai contoh, dengan massa pengusahaan  35 tahun ditambah satu kali massa rotasi, pengusahaan HTI sengon akan bisa menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri perkayuan.HTI yang pembangunanya dimaksudkan untuk menyediakan bahan baku industry untuk bahan baku bagi industri perkayuan di Indonesia, tampaknya akan memperoleh banyak keuntungan dengan menanam sengon dibandingkan dengan menanam Jenis lainya. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan menanam sengon adalah sebagai berikut :
1)        Masa masak tebang relatif pendek
2)        Pengelolaan relatif mudah
3)        Persyaratan tempat tumbuh tidak rumit
4)        Kayunya serbaguna
5)        Permintaan pasar terus meningkat
6)        Membantu menyuburkan tanah dan memperbaiki kualitas lahan.

Dengan masa masak tebang yang relatif pendek pada tahun ke enam atau tujuh, pengusaha HTI sudah dapat mengangkut bahan baku berupa kayu sengon untuk keperluan industri terkait. Dengan demikian, disamping dapat menghemat waktu, pengusahaan sengon juga dapat menghemat biaya dan tenaga.
            Dalam skala kecil sengon sangat cocok untuk dikembangkan dengan perkebunan  rakyat (Hutan Rakyat) yang diusahakan sebagai pohon utama. Di Jawa Barat, terdapat banyak perkebunan sengon rakyat, misalnya di kabupaten Cilamis. Sedangkan di Jawa Tengah dan di Jawa Timur penanaman sengon telah di rintis oleh perum perhutanan  di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (PKPH) pare, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kediri,  yang menanam sengon sebagai tanaman pokok dalam system penanaman tumpang sari dengan dengan tanaman sekunder nanas, cabai, dan lain-lain.
            Banyaknya masyarakat yang menanam sengon tidak terlepas dari potensi keuntungan yang diperoleh sehingga para petani atau pemilik lahan berpikir dua kali untuk menanam jenis pohon lainya. Selain itu, peran pemerintah melalui program hutan rakyat atau hutan kemasyarakatan juga sangat mendukung dalam upaya pemasyarakatan sengon.
            Pohon sengon merupakan pohon yang serbaguna, di mana bagian-bagian pohonya dapat dimanfaatkan untuk beragam keperluan
.1. Daun
Daun sengon, sebagaimana family fabaceae lainya, merupakan pakan ternak yang sangat baik dan mengandung banyak protein tinggi. Jenis ternak seperti sapi, kerbau, dan kambing menyukai daun sengon tersebut.Selain sebagai pakan ternak,daun sengon yang berguguran akan menjadi pupuk hijau yang baik bagi tanah dan tanaman disekitarnya. Sementara itu, tajuk pohonya yang membenuk perisai serta pohonya yang besar dan rindang sudah dimanfaatkan sejak lama sebagai pohon penaung dibeberapa areal perkebunan.  
2. Perakaran
            Sistem perakaran sengon memiliki struktur modul akar sebagai hasil simbiosis dari bakteri rhizobium. Hal ini menguntungkan bagi tanah yang ada disekitarnya setelah proses minirelisasi serasah sengon. Keberadaan nodul akar dapat membantu menyediakan nitrogen (N) dalam tanah.
3. Batang
            Bagian yang paling memberikan manfaat paling besar dari pohon sengon adalah  batang kayunya. Karakteristik kayu sengon di nilai sesuai sengan kebutuhan industri seperti ringan serta warnanya yang putih segar.
            Saat ini, sengon banyak diusahakan untuk berbagai keperluan dalam bentuk kayu olahan berupa papan dengan ukuran tertentu sebagai bahan baku pembuat peti, papan penyekat, pengocoran semen dalam konstruksi, industry korek api, pensil, papan partikel, bahan baku pulp kertas dan lain dan lain.
a. Kayu olahan
Sengon dalam bentuk kayu olahan banyak diminati oleh importer dari negara Jepang, Korea, Amerika Serikat, serta Negara-negara Eropa. Kayu sengon olahan diekspor dalam bentuk-bentuk potongan kayu dengan spesifikasi yang bervariasi sesuai dengan permintaan.
b. Bahan baku kotak peti
            Penggunaan  kayu sengon sebagai bahan pembuatan kotak peti sudah tidak asing lagi. Sejak dahulu para pengusaha perkebunan teh telah telah memanfaatkan peti yang terbuat dari kayu sengon untuk mengemas teh hasil perkebunanya. Demikian pula beberapa industry lain seperti pabrik sabun, garam, mesin, oli pelumas, semen kaca, sayuran, buah-buahan , dan lain-lain.
c. Pulp dan kertas
            Pemanfaatan sengon untuk bahan baku pulp dan kertas dengan cara pengolahan kimia ternyata menguntungkan. Hal ini disebabkan kayu sengon memiliki warna yang terang sehingga dalam proses pemutihanya tidak memerlukan bahan pemutih yang banyak. Berdasarkan sifat anatomi fisik dan kimia kayu sengon,pembuatan pulp dengan proses mekanis, baik sejenis maupun campuran dengan serat panjang dapat menghasilkan kertas Koran bermutu tinggi.  
d. Kayu Lapis (Playwood)
Kayu sengon mempunyai bentuk batang bulat memanjang yang mengakibatkan kayu ini mudah dikupas untuk dibuat veneer (finir) tanpa perlakuan pendahuluan. Veneer adalah lembaran kayu tipis yang menjadi bahan dasar pembuatan kayu lapis. Veneer dihasilkan dengan cara dikupas atau menyayat kayu.
            Kayu sengon tidak memiliki struktur kayu dengan batasan yang jelas pada lingkaran tumbuhnya. Garis-garis lingkaran tumbuh pada kayu sengon umumnya tidak kelihatan dengan mata telanjang. Kedua hal ini mendukung sengon untuk dijadikan kayu lapis.

e. Kayu Pertukangan
            Kayu sengon juga sesuai untuk kayu pertukangan.Hal ini karena kayu ini mudah diawetkan, dikeringkan dan digergaji. Warna kayunya yang putih memberi nilai tambah pada keindahanya dan bobotnya yang ringan memudahkan pekerjaan pertukangan.
            Untuk kayu pertukangan, sengon dimanfaatkan untuk membuat berbagai perabotan rumah tangga ringan. Kayu sengon juga dapat digunakan sebagai bahan konstruksi ringan dibawah atap dan sebagai papan cor.
  





Daftar Pustaka

Martawijaya. A, I. Kartasujana. 1977. Ciri Umum, Sifat dan Kegunaan Jenis-Jenis Kayu Indonesia. Publikasi Khusus No. 41. LPHH, Bogor.

Praptoyo,H.,2005. Studi Perbandingan Metode Sampling Bor Riap dengan Disk untuk Pengukuran Proporsi dan Dimensi Serat Kayu Sengon Salomon (Paraserianthes falcataria, (L.)
Nielsen) J. Ilmu & Teknologi Kayu Tropis Vol.3 • No. 2 • 2005

Siregar, Iskandar.Z,Yunanto.T dan Ratnasari. J,2008.Prospek Bisnis,Budi Daya,Panen dan Pasacapanen Kayu Sengon.Penebar Swadaya,Jakarta.