Selasa, 30 November 2010

Sengon( Paraserianthes falcataria)


Tugas Silvikultur
Sengon
(Paraserianthes falcataria)

O l e h :
Sumanto Basahona (090317016)
Ilmu Kehutanan

Fakultas Pertanian
Universitas Sam Ratulangi
Manado
2010

Prakata

Kerusakan hutan (degradasi dan deforestasi) yang sangat parah dengan laju mencapai 1,8 juta hektar per tahun menyebabkan hutan alam sudah tidak mampu lagi menjadi pemasok utama untuk bahan baku industri. Padahal,kebutuhan akan kayu setiap tahun sangat tinggi dan tak tergantikan.Kondisi tersebut akhirnya menyebabkan masyarakat dan industri yang membutuhkan kayu mulai melirik kayu sengon. Saat ini sengon menjadi salah satu pohon Alternatif yang dapat ditanam secara ekstensif untuk tujuan rehabilitasi lahan-lahan marginal.
Awalnya,sengon hanyalah pohon biasa yang tumbuh secara bebas. Saat itu masyarakat mengenal sengon hanyalah sekedar pohon biasa yang kayunya dapat di jadikan kayu bakar, daunya untuk pakan ternak ,dan pohonya dapat dijadikan peneduh.Dengan adanya perkembangan di bidang teknologi dan rekayasa perkayuan yang sangat pesat dan semakin menipisnya ketersediaan kayu dari hutan alam,sengon merupakan jenis pohon yang cukup potensial untuk di kembangkan.
Karakteristik yang dimiliki oleh kayu sengon sangat sesuai dengan kebutuhan industry. Dibandingkan kayu jenis lain, masa tebang sengon relatif cepat, budidaya mudah,dan dapat tumbuh di berbagai jenis tanah. Kayu sengon memiliki harga yang cukup menggiurkan saat ini. Oleh karena itu,kayu sengon banyak diusahakan untuk berbagai keperluan dalam bentuk kayu olahan berupa papan-papan dengan ukuran tertentu sebagai bahan baku pembuat peti,papan penyekat,pengecoran semen dalam kontruksi,industri korek api, pensil, papan partikel , serta bahan baku pulp dan kertas.



I. Klasifikasi
Kingdom        : Plantae
Divisi                         : Spermatophyta
Sub divisi      : Angiospermae
Kelas              : Dicotyledonae
Ordo              : Fabales
Family            : Fabaceae
Sub Family    : Mimosoidae
Genus             : Paraserianthes
Spesies           : Paraserianthes falcataria
Sinonim         : Albizia moluccana Miq. Albizia
                          falcata
Backer; Albizia falcataria (L.) Fosberg.
Nama lokal beberapa daerah di Indonesia dan negara lain
Sengon  (Paraserianthes falcataria) juga dikenal dengan nama botani Albizia moluccana  Miq ; Albizia falcataria Backer ; Albizia falcataria (L) Forberg. Untuk di Indonesia, sengon dikenal dengan beberapa nama sesuai dengan tempat tumbuh tanaman yang bersangkutan. Di daerah Jawa sengon dikenal dengan nama jeungjing (Sunda) Yor-yoran (Madura), Angket, Kepok-kepokan (Bali) dan sengon laut (Jawa), di daerah Maluku dikenal dengan nama sika, Lapinonat (Seram) di daerah Maluku Utara, tawa (Ternate), dan gosui (Tidore) di daerah Sulawesi dikenal dengan nama tedehu pute, di daerah Sulamesi Utara, Leletokan (Minahasa)  dan di daerah Papua dikenal dengan bae/wahogon. Sengon juga mamilki beberapa nama di negara lain yaitu batai (Perancis,Jerman,Itali,USA, dan Kanada) kayu machis (Serawak-Malaysia), dan puah  (Brunei Darussalam)
II. Deskripsi
Pohon sengon tercatat sebagai salah satu pohon yang tercepat pertumbuhanya di dunia. Pada umur 1 tahun dapat mencapai tinggi 7 m dan pada umur 12 tahun dapat mencapai tinggi 39 meter dengan diameter lebih dari 60 cm dan tinggi cabang 10-30 m. Diameter pohon yang sudah tua dapat mencapai 1 m,bahkan kadang lebih.
Benih
Pipih, lonjong 3-4 x 6-7 mm, warna hijau, bagian tengah coklat. Jumlah benih 40.000 butir/kg. Daya berkecambah rata-rata 80%. Berat 1000 butir 16-26 gram.
 Batang
Batang umumnya tidak berbanir, tumbuh lurus dan silindris. Pohon sengon memiliki kulit licin, berwarna abu-abu, atau kehijau-hijauan. Tajuknya berbentuk perisai, dan selalu hijau. Pohon sengon memiliki

 Daun
daun majemuk dengan panjang bisa mencapai 40 cm. Dalam satu tangkai daun terdiri dari 15-25 daun dengan daun berbentuk lonjong.
 Bunga
Bunga berkelamin ganda,kelopak dan mahkota bunga berbentuk lonceng dan memilki benang sari yang banyak serta kepala sari sangat kecil. Di jawa biasanya tanaman sengon berbunga pada bulan Maret-Juni dan Oktober-Desember. Pohon sengon kadang-kadang mulai berbunga sejak umur 3 tahun. Buah polong sengon matang sekitar 2 bulan setelah pembungaan dan ketika matang, polong terbuka dan biji akan terpencar ke atas tanah. Vektor penyerbukanya tidak diketahui, tetapi berdasarkan bentuk bunga dapat diduga bahwa vektornya adalah lebah dan kupu-kupu.
 Buah 
            Sengon  memiliki buah yang lurus berbentuk polong, retak sepanjang kedua sisinya, dan berisi banyak biji. Pada waktu muda biji berwarna hijau dan ketika sudah tua berwarna coklat tua kekuningan. Biji sengon berbentuk pipih dengan kulit tebal, tidak bersayap tanpa endosperma dengan lebar 3-4 mm dan panjang 6-7 mm.
 Pada bagia tengah terdapat garis melingkar berwarna hijau dan coklat. Jumlah biji kering per kilogram  berkisar 38.000-40.000 butir. Daya berkecambah  rata-rata 80% dengan berat 1.000 butir sekitar 26,3 gram. Biji sengon termasuk biji yang ortodoks. Biji sengon dengan kadar air 8% dan disimpan pada suhu 4-8 ˚C bisa bertahan sampai 1,5 tahun tanpa penurunan viabilitas yang berarti. Selama penyimpanan, biji sebaiknya disimpan di kantong plastik kedap udara
III. Tempat Tumbuh dan Penyebaran
Tempat tumbuh      
Pohon sengon dapat tumbuh mulai dari pantai sampai daerah dengan ketinggian 1600 m di atas permukaan laut (DPL). Pohon sengon banyak di tanam di daerah tropis, akan tetapi pohon sengon tersebut dapat beradaptasi dengan iklim monsoon dan lembab dengan curah hujan 200-2.700 mm/tahun serta bulan kering sampai 4 bulan.
            Sengon dapat di tanam di tapak yang kurang subur tanpa dipupuk.Akan tetap, tidak tumbuh subur pada lahan dengan drainase jelek. Pohon sengon merupakan salah satu jenis yang memerlukan cahaya untuk pertumbuhanya. Pohon sengon merupakan salah satu jenis yang paling cepat tumbuh (fast growing specie) di dunia. Sengon mampu hingga 7 m/tahun dalam tahun pertama penanaman. Sengon juga  merupakan salah satu jenis pohon pioner terutama di hutan hujan dataran rendah yang mengalami Degredasi     ( penurunan kualitas)
Tanah
Tanaman Sengon dapat tumbuh baik pada tanah regosol, aluvial, dan latosol yang bertekstur lempung berpasir atau lempung berdebu dengan kemasaman tanah sekitar pH 6-7.

 Iklim
Ketinggian tempat yang optimal untuk tanaman sengon antara 0 – 800 m dpl. Walapun demikian tanaman sengon ini masih dapat tumbuh sampai ketinggian 1500 m di atas permukaan laut. Sengon termasuk jenis tanaman tropis, sehingga untuk tumbuhnya memerlukan suhu sekitar 18 ° – 27 °C.
Curah Hujan
Curah hujan mempunyai beberapa fungsi untuk tanaman, diantaranya sebagai pelarut zat nutrisi, pembentuk gula dan pati, sarana transpor hara dalam tanaman, pertumbuhan sel dan pembentukan enzim, dan menjaga stabilitas suhu. Tanaman sengon membutuhkan batas curah hujan minimum yang sesuai, yaitu 15 hari hujan dalam 4 bulan terkering, namun juga tidak terlalu basah, dan memiliki curah hujan tahunan yang berkisar antara 2000 – 4000 mm.
Kelembaban
Kelembaban juga mempengaruhi setiap tanaman. Reaksi setiap tanaman terhadap kelembaban tergantung pada jenis tanaman itu sendiri. Tanaman sengon membutuhkan kelembaban sekitar 50%-75%.
Pengendalian hama dan penyakit
            Seperti halnya dengan tanaman lainya, sengon juga tidak lepas dari serangan hama dan penyakit. Untuk mencegah agar tanaman bebas dari serangan hama dan penyakit perlu diketahui jenis hama dan penyakit yang sering ditemukan menyerang tanaman sengon. Dengan mengetahuinya, petani dengan mudah mengendalikanya, termasuk usaha untuk mencegah.

Adapun tindakan pencegahan yang dapat dilakukan  adalah sebagai berikut :

1.      Pemeliharaan tanaman secara intensif (pembersih gulma dan pemupukan bila diperlukan),yang dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan tanaman sehingga terhindar dari serangan hama.
2.      Melakukan pemantauan secara terus-menerus pada tanaman muda, untuk mengetahui ada tidaknya serangan hama dan penyakit. Hal ini dimaksudkan agar secepatnya dapat dilakukan upaya pencegahan sebelum serangan menyebar ke seluruh tanaman.

Penyebaran 
Secara umum sengon tersebar di Maluku, Papua nugini, Kepulauan Solomon, dan Bismark.
IV. Manfaat dan Penggunaan
            Sengon merupakan pohon serbaguna atau memilki beragam manfaat dari semua bagian pohonya, mulai dari daun hingga perakaranya dapat dimanfaatkan untuk beragam keperluan. Selain itu saat ini sengon menjadi salah satu pohon alternative yang dapat ditanam secara ikstensif yang bertujuan untuk Rehabillitasi lahan-lahan marginal. 
            Karakteristik yang dimiliki oleh sengon sangat sesuai dengan kebutuhan industri.  Dibandingkan jenis lain,  masa tebang sengon relatif cepat, budidaya mudah, dan dapat tumbuh diberbagai jenis tanah. Pohon sengon memilki harga yang cukup menggiurkan  saat ini. Oleh karena itu, kayu sengon banyak diusahakan utuk berbagai keperluan dalalm bentuk kayu olahan berupa papan-papan  dengan ukuran tertentu sebagai bahan baku pembuat peti,papan penyekat,pengecoron semen dalm kontruksi,industri kotrek api,pensil,papan partikel,serta bahan baku industri pulp dan ketas.Selain itu, kayu sengon untuk tujuan bubur kertas (pulp and paper) memiliki pangsa pasar yang prosektif dimata dunia.
            Sengon merupakan pohon yang sangat cocok untuk dibudidayakan, baik dalam skala besar HTI (hutan tanaman industry) maupun dalam skala kecil (hutan rakyat). Peluang untuk mengusahakan sengon dalam skala besar atau kecil semakin terbuka lebar megingat permintaan ekspor yang kian meningkat dan para pengusaha dalam negeri pun masih terus mengeluh tentang kurangnya bahan baku kayu.
            Saat ini sengon sudah tidak asing lagi bagi kalangan pengusaha perkayuan karena kegunaanya yang banyak. Demikian pula para petani pemilik  kebun yang berminat mengangguk keuntungan dalam waktu relatif singkat dari penanaman pohon sengon. Selain itu, dengan memilki kemampuan untuk  memperbaiki struktur tanah disekitarnya maka dalam upaya merehabilitasi lahan kritis, pemerintah pada masa lalu telah mencanangkan program sengonisasi secara massl di beberapa daerah yang potensial terkena bahaya erosi.
            Pada awalnya, sengon hanyalah pohon biasa yang tumbuh secara bebas pada kebun-kebun rakyat yang penanamanya belum memperhatikan kaedah-kaedah pembudidayaan tanaman. Saat itu masyarakat mengenal sengon belum lebih dari sekedar pohon yang kayunya bisa dijadikan kayu bakar, daunya untuk pakan ternak, dan pohonya dapat dijadikan peneduh di perkebunan-perkebunan the, kopi, atau vanili. Dengan adanya perkembangan dalam bidang teknologi dan rekayasa pekayuan yang sangat pesat dan semakin menipisnya ketersediaan kayu dari hutan alam, saat ini sengon merupakan jenis pohon yang cukup potensial untuk dikembangkan.
            Dalam skala luas, sengon sebagai salah satu jenis pohon yang diprioritaskan untuk pengushaan Hutan Tanaman Industri (HTI) merupakan suatu pilihan yang tepat. Pada tahun 1989 Balai Besar Selulosa (BBS) di Bandung telah meneliti pulp yang terbuat dari kayu untuk bahan baku kertas koran dan kertas cetak lainya seperti kertas foto kopi. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa  pulp dari kayu sengon menghasilkan kertas cetakan yang lebih bagus. Hal ini berbeda dengan  pulp dari bagas yang pada umumnya menghasilkan kertas  cetakan yang kaku, kasar, dan berdebu sehingga menyulitkan dalam proses percetakanya.  
            Kelebihan lain sengon adalah dapat dipanen dalam waktu yang cukup singkat yaitu 5-7 tahun setelah tanam. Kondisi tersebut tentu sangat menguntungkan jika diusahakan dalam skala besar seperti pengusahaan HTI. Sebagai contoh, dengan massa pengusahaan  35 tahun ditambah satu kali massa rotasi, pengusahaan HTI sengon akan bisa menjamin ketersediaan bahan baku bagi industri perkayuan.HTI yang pembangunanya dimaksudkan untuk menyediakan bahan baku industry untuk bahan baku bagi industri perkayuan di Indonesia, tampaknya akan memperoleh banyak keuntungan dengan menanam sengon dibandingkan dengan menanam Jenis lainya. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan menanam sengon adalah sebagai berikut :
1)        Masa masak tebang relatif pendek
2)        Pengelolaan relatif mudah
3)        Persyaratan tempat tumbuh tidak rumit
4)        Kayunya serbaguna
5)        Permintaan pasar terus meningkat
6)        Membantu menyuburkan tanah dan memperbaiki kualitas lahan.

Dengan masa masak tebang yang relatif pendek pada tahun ke enam atau tujuh, pengusaha HTI sudah dapat mengangkut bahan baku berupa kayu sengon untuk keperluan industri terkait. Dengan demikian, disamping dapat menghemat waktu, pengusahaan sengon juga dapat menghemat biaya dan tenaga.
            Dalam skala kecil sengon sangat cocok untuk dikembangkan dengan perkebunan  rakyat (Hutan Rakyat) yang diusahakan sebagai pohon utama. Di Jawa Barat, terdapat banyak perkebunan sengon rakyat, misalnya di kabupaten Cilamis. Sedangkan di Jawa Tengah dan di Jawa Timur penanaman sengon telah di rintis oleh perum perhutanan  di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (PKPH) pare, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kediri,  yang menanam sengon sebagai tanaman pokok dalam system penanaman tumpang sari dengan dengan tanaman sekunder nanas, cabai, dan lain-lain.
            Banyaknya masyarakat yang menanam sengon tidak terlepas dari potensi keuntungan yang diperoleh sehingga para petani atau pemilik lahan berpikir dua kali untuk menanam jenis pohon lainya. Selain itu, peran pemerintah melalui program hutan rakyat atau hutan kemasyarakatan juga sangat mendukung dalam upaya pemasyarakatan sengon.
            Pohon sengon merupakan pohon yang serbaguna, di mana bagian-bagian pohonya dapat dimanfaatkan untuk beragam keperluan
.1. Daun
Daun sengon, sebagaimana family fabaceae lainya, merupakan pakan ternak yang sangat baik dan mengandung banyak protein tinggi. Jenis ternak seperti sapi, kerbau, dan kambing menyukai daun sengon tersebut.Selain sebagai pakan ternak,daun sengon yang berguguran akan menjadi pupuk hijau yang baik bagi tanah dan tanaman disekitarnya. Sementara itu, tajuk pohonya yang membenuk perisai serta pohonya yang besar dan rindang sudah dimanfaatkan sejak lama sebagai pohon penaung dibeberapa areal perkebunan.  
2. Perakaran
            Sistem perakaran sengon memiliki struktur modul akar sebagai hasil simbiosis dari bakteri rhizobium. Hal ini menguntungkan bagi tanah yang ada disekitarnya setelah proses minirelisasi serasah sengon. Keberadaan nodul akar dapat membantu menyediakan nitrogen (N) dalam tanah.
3. Batang
            Bagian yang paling memberikan manfaat paling besar dari pohon sengon adalah  batang kayunya. Karakteristik kayu sengon di nilai sesuai sengan kebutuhan industri seperti ringan serta warnanya yang putih segar.
            Saat ini, sengon banyak diusahakan untuk berbagai keperluan dalam bentuk kayu olahan berupa papan dengan ukuran tertentu sebagai bahan baku pembuat peti, papan penyekat, pengocoran semen dalam konstruksi, industry korek api, pensil, papan partikel, bahan baku pulp kertas dan lain dan lain.
a. Kayu olahan
Sengon dalam bentuk kayu olahan banyak diminati oleh importer dari negara Jepang, Korea, Amerika Serikat, serta Negara-negara Eropa. Kayu sengon olahan diekspor dalam bentuk-bentuk potongan kayu dengan spesifikasi yang bervariasi sesuai dengan permintaan.
b. Bahan baku kotak peti
            Penggunaan  kayu sengon sebagai bahan pembuatan kotak peti sudah tidak asing lagi. Sejak dahulu para pengusaha perkebunan teh telah telah memanfaatkan peti yang terbuat dari kayu sengon untuk mengemas teh hasil perkebunanya. Demikian pula beberapa industry lain seperti pabrik sabun, garam, mesin, oli pelumas, semen kaca, sayuran, buah-buahan , dan lain-lain.
c. Pulp dan kertas
            Pemanfaatan sengon untuk bahan baku pulp dan kertas dengan cara pengolahan kimia ternyata menguntungkan. Hal ini disebabkan kayu sengon memiliki warna yang terang sehingga dalam proses pemutihanya tidak memerlukan bahan pemutih yang banyak. Berdasarkan sifat anatomi fisik dan kimia kayu sengon,pembuatan pulp dengan proses mekanis, baik sejenis maupun campuran dengan serat panjang dapat menghasilkan kertas Koran bermutu tinggi.  
d. Kayu Lapis (Playwood)
Kayu sengon mempunyai bentuk batang bulat memanjang yang mengakibatkan kayu ini mudah dikupas untuk dibuat veneer (finir) tanpa perlakuan pendahuluan. Veneer adalah lembaran kayu tipis yang menjadi bahan dasar pembuatan kayu lapis. Veneer dihasilkan dengan cara dikupas atau menyayat kayu.
            Kayu sengon tidak memiliki struktur kayu dengan batasan yang jelas pada lingkaran tumbuhnya. Garis-garis lingkaran tumbuh pada kayu sengon umumnya tidak kelihatan dengan mata telanjang. Kedua hal ini mendukung sengon untuk dijadikan kayu lapis.

e. Kayu Pertukangan
            Kayu sengon juga sesuai untuk kayu pertukangan.Hal ini karena kayu ini mudah diawetkan, dikeringkan dan digergaji. Warna kayunya yang putih memberi nilai tambah pada keindahanya dan bobotnya yang ringan memudahkan pekerjaan pertukangan.
            Untuk kayu pertukangan, sengon dimanfaatkan untuk membuat berbagai perabotan rumah tangga ringan. Kayu sengon juga dapat digunakan sebagai bahan konstruksi ringan dibawah atap dan sebagai papan cor.
  





Daftar Pustaka

Martawijaya. A, I. Kartasujana. 1977. Ciri Umum, Sifat dan Kegunaan Jenis-Jenis Kayu Indonesia. Publikasi Khusus No. 41. LPHH, Bogor.

Praptoyo,H.,2005. Studi Perbandingan Metode Sampling Bor Riap dengan Disk untuk Pengukuran Proporsi dan Dimensi Serat Kayu Sengon Salomon (Paraserianthes falcataria, (L.)
Nielsen) J. Ilmu & Teknologi Kayu Tropis Vol.3 • No. 2 • 2005

Siregar, Iskandar.Z,Yunanto.T dan Ratnasari. J,2008.Prospek Bisnis,Budi Daya,Panen dan Pasacapanen Kayu Sengon.Penebar Swadaya,Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar